HAI KAWAN! HAI AWAN! HAI LAWAN!
Hai kawan! Apa kabar mu hari ini? Aku baru saja ingin bercerita kepadamu, tentang suatu hal yang aku sukai. Bersediakah kamu membacanya?
Hai awan! Apa kabar mu hari ini di langit? Bolehkah aku menceritakan dirimu hari ini? Sungguh?
Awan adalah kumpulan titik-titik air atau kristal es di udara yang terjadi karena adanya kondensasi uap air di udara yang melebihi titik jenuh. Dia terlihat sangat indah di atas sana. Bersama langit, mereka bekerjasama membuat langit terlihat indah. Aku tak akan menerangkan ilmu tentang awan kok, percayalah!
Akhir-akhir ini, entah mengapa aku sangat senang melihat awan. Entah karena cuacanya saat ini sedang cerah, atau hanya perasaan hatiku saja yang sedang senang dan menganggap awan terlihat indah. Pernah kah kamu lihat, bahwa tak semua awan itu indah? Aku merasa begitu. Terkadang awannya penuh dengan kegelapan, bentuknya pun aneh. Tapi terkadang bentuknya sangat lucu. Aku senang melihatnya. Aku pernah melihat awan yang membentuk gambar wajah yang sedang tersenyum. Ahhhh.. indahnya awan itu. Sayangnya aku sedang tidak membawa kamera DSLR ku, aku tak bisa mengabadikan moment yang indah saat itu. Terkadang, awannya membentuk wajah orang-orang yang aku sayangi. Itu yang membuat ku selalu tersenyum saat melihat awan. Hahaha aneh memang, sepertinya imajinasiku terhadap awan terlalu tinggi.
Sangat sulit menggapai awan. Dia begitu jauh disana. Aku tak bisa menggapainya hanya dengan tangan kosong dari atas tanah tempat aku berpijak. Aku hanya bisa terus melihatnya dari sini tanpa menyentuhnya. Bagaimana ya rasanya menggenggam sebuah awan? Apakah sama ketika aku menyentuk sebuah kapas raksasa? Atau sama seperti aku memegang gulali yang sering dijajakan di tempat rekreasi? Ahhhh, aku penasaran sekali.
Semua orang punya impian, begitu pun dengan aku. Begitu banyak impian ku, menjadi seorang penyiar, fotografer, dan salah satu impian terbaikku adalah bisa membawa orang tua ku pergi haji. Dan semoga kamu yang membaca ceritaku ini, kelak akan melakukan hal yang sama, Amin.
Semua impian itu tidak segampang itu didapatkan, penuh perjuangan. Selama 22 tahun ini, aku masih meniti semuanya. Impian itu seperti awan yang indah di atas sana. Tidak segampang itu aku bisa meraihnya.
‘Tapi sha, kalo kamu terjun payung, kan kamu bisa menyentuh awan??’
Tapi maaf, saya bukan orang yang berani melakukan itu. Lagi pula, aku yakin, tidak semua orang bisa melakukan kegiatan se-extreme itu. Butuh banyak persiapan jika memang aku berniat melakukannya. Dan aku yakin, tidak dalam waktu yang singkat. Ketakutan ku akan ketinggian, membuatku merasa susah untuk melakukan kegiatan seperti itu. Makannya aku bilang, bahwa tidak segampang itu aku bisa meraihnya. Artinya bagiku, tidak serta-merta aku bisa menggapai impianku. Butuh persiapan.
Saat ini, aku bekerja di sebuah Event Organizer di Bandung. Dan entah mengapa, selama aku masuk ke dalam dunia EO, bahkan sebelum aku masuk ke kantor ku yang sekarang ini, aku selalu mendapatkan pekerjaan yang masih ‘meniti’. Mulai dari jaman SMA dulu, menjadi crew disebuah EO baru, aku tak dibayar sepeserpun. Acaranya tidak terlalu menghasilkan keuntungan, sehingga mau tak mau aku tidak dibayar. Begitu pun saat aku kuliah, beberapa EO baru yang sempat aku kerjakan projectnya pun, hanya menghasilkan sedikit keuntungan. Kasarnya, dapat makan juga udah sukur. Begitu pun dengan yang sekarang, EO baru dan projectnya berjalan lancar, tapi keuntungannya? NIHIL. Itu yang membuat ku sering melamun..
Apa aku tidak berbakat dalam hal ini? Tapi, dimata teman-teman ku, pekerjaan ku memuaskan. Apa yang salah dari ku Tuhan? Apa aku kurang bekerja keras? Ini kah bagian dari sebuah kesuksesan yang menantiku di depan sana? Haruskah aku terus mengejar impian ku ini Tuhan? Ya.. harus. Akan ku lawan semua hal yang akan menyuruhku untuk menyerah. Kutekankan sekali lagi, HARUS!
‘Hai Lawan!
Ya kamu lawan, si sifat malas! Aku tak akan tergoda dengan rayuan malas mu. Aku akan berusaha untuk menyingkirkan mu dari hidupku. Biarkan aku mengejar impian ku tanpa kehadiran mu. Aku harus bisa mewujudkan impianku ini. Seberapa tangguhkan kamu hey lawan? Aku siap menghadapi mu dengan berbagai godaan yang datang. Camkan itu!’
Aku yakin ini tidak akan mudah, tapi aku berusaha terus menanamkan rasa ini untuk masa depan ku. Tunggu aku kawan, aku akan menggapai mu. Seberapa jauhnya dirimu, aku akan tetap menggapaimu dengan kerja keras ku sendiri. Impian itu akan segera ku gapai, seperti aku sangat ingin menggapai mu, awan..
– THE END –